FARMAKOLOGI
PRINSIP PENGUNAAN OBAT PADA
PENYAKIT LIVER DAN CONTOH OBAT YANG DIGUNAKAN SERTA DOSIS YANG DIBERIKAN
Disusun oleh :
kelompok IV
1.
Anisa
2.
Riki
Yandi
3.
Dinar
M. C
4.
Hairin
5.
Diana
|
|
YAYASAN EKA
HARAP PALANGKARAYA
SEKOLAH TINGGI
ILMU KEPERAWATAN
PRODI DIII
KEPERAWATAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan Ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas Kasih dan rahmat- Nya
maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Prinsip pengunaan obat pada penyakit liver
dan contoh serta dosis yang diberikan”.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang
membantu dalam penulisan makalah ini , Semoga
materi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan .
Palangka Raya
Mei 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Perawat
mempunyai peran dan fungsi yang penting
dalam dunia kesehatan karena merupakan
perantara dokter yang berhubungan langsung dengan pasien dan membantu dan melayani berbagai kebutuhan pasien, salah satunya
adalah dalam terapi medis dan cara penberian obat kepada pasien. Perawat adalah
mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien dan lebih
mengetahui tenytang keadaaan pasien
sampai pda keluhan-keluhan pasien. Perawat memiliki peran yang utama
daqlam meningkatkan dan mempertahan kan dengan mendorong pasien yang menderita
penyakit liver dalam pengobatan yang diberikan dengan tujuan terapiutik atau menyembuhkan. Obat dapat
diklafikasi melalui beberapa cara,
antara lain berdasarkan bahan kimia penyusuna, efek yang ditimbulkan oleh tubuh
manusia.
1.2.Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa memahami bagaimana
prinsip pengunaan obat pada penyakit liver dan contoh obat yang digunakan serta
dosis yang diberikan.
1.3.Manfaat
penulisan
Manfaat
penulisan makalah, untuk membantu mahasiswa lebih memahami prinsip pemberian
obat yang digunakan serta dosis yang diberikan
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Penyakit Hati
Hati adalah organ
yang utama untuk metabolisme obat. Pada sebagian besar obat, proses ini proses
ini merupakan tahap inaktivasi. Sebagian besar metabolik inaktif kemudian
diekresikan oleh ginjal. Proses konversi biasanya mengubah obat dari senyawa
yang relatif larut-lemak menjadi subtansi yang lebih larut air. Fungsi hati
tidak dapat dikuantifikasi semudah fungsi ginjal; sehingga sulit untuk
memproduksi dosis yang tepat pada pasien disfungsi hati hanya dengan uji
laboratorium. Di samping itu, tampaknya hanya diperlukan kadar fungsi hati yang
minimal untuk menyelesaikan metabolisme obat.
Pasien yang mengalami ikterus berat atau memiliki
serum protein yang sangat rendah (terutama albumin) dapat diduga mengalami
masalah dalam memetabolis obat. Pasien alkoholik kronik beresiko mengalami
masalah tersebut. Pada penyakit hati tingkat lanjut, absorbsi obatmungkin
mengalami kerusakan sekunder akibat kongesti vaskuler portal. Obat-obat yang
perlu diaktivasi oleh hati, juga harus dihindarkan pada pasien gangguan fungsi
hati berat. Hati memiliki banyak enzim yang membantu dalam metabolisme
obat. Dengan meningkatnya penggunaan berbagai obat, penyakit hati obat-induced
telah menjadi sangat umum. Gejala mungkin atau mungkin tidak sama dengan
penyakit hati lainnya. Bila gejala-gejala mirip, menjadi sulit untuk memahami
apakah gejala disebabkan oleh penyakit atau obat. Obat-induced penyakit hati
dapat diklasifikasikan sebagai diprediksi dan tak terduga.
2.2. Prinsip Penggunaan Obat
Pada Penyakit Hati.
Prinsip-prinsip
penggunaan obat pada penyakit hati yaitu:
1.
Pilih obat yang eliminasinya melalui ginjal.
2.
Hindari obat-obat yang dapat mendepresi SSP (terutama
morfin), deuretik kuat, obat-obat yang dapat menyebabkan konstipasi.
3.
Gunakan dosis yang lebih rendah, terutama untuk obat-obat
yang eliminasinya melalui hati.
4.
Sesuaikan dosis dengan kondisi klinis penderita.
2.3.
Dosis Yang diberikan
pada penyakit liver
Komposisi
Setiap 1 ml
Lamivudine mengandung HBsAg 20 mcg yang
diabsorbsi pada Aluminium hidroksida 0,5 mg. Setiap 0,5 ml mengandung HBsaG 10 mcg yang
terabsorbsi pada Aluminium hidroksida 0,25 mg. Seluruh formulasi mengandung Thimerosal 0,01 w/v%
sebagai pengawet.
Dosis dan cara
pemberian
Dapat disuntikkan
secara intramuskuler, tidak disuntikkan secara intravena atau intracutan .
Dosis untuk dewasa (>10 tahun ) 1,0 ml sedangkan untuk bayi/anak (<10
tahun) 0,5 ml. pada anak / dewasa > 1 tahun sebaiknya disuntikkan pada otot
deltoid. Dosis ini terdiri dari 3 dosis yaitu intramuskuler dengan jadual 0-1-6
bulan.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dari tinjauan pustaka diatas penulis menyimpulkan bahwa
dalam memilih obat pada pasien yang mengalami gangguan pada hati (liver) harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.
Pilih obat yang eliminasinya melalui ginjal.
2.
Hindari obat-obat yang dapat mendepresi SSP (terutama
morfin), deuretik kuat, obat-obat yang dapat menyebabkan konstipasi.
3.
Gunakan dosis yang lebih rendah, terutama untuk obat-obat
yang eliminasinya melalui hati.
4.
Sesuaikan dosis dengan kondisi klinis penderita.
3.2. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan serta wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk ke depannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar